Tahukah anda jika di provinsi Jambi pernah berdiri 3
(tiga) kerajaan Melayu ?? dua diantaranya bercorak Budha, bermula dari kerajaan
Malayu (Melayu tua) kemudian muncul kerajaan Dharmasraya (Melayu muda), dan
terakhir adalah Kesultanan Jambi yang bercorak islam (Melayu islam). ketiga
kerajaan tersebut berdiri silih berganti sejak abad ke-4 Masehi hingga
kedatangan bangsa belanda ke jambi yang berhasil menghancurkan Kesultanan Jambi
pada tahun 1904. Salah satu saksi keberadaan kerajaan Melayu Jambi adalah Candi
Muaro Jambi, yang terletak di desa Muaro Jambi Kec. Muaro Sebo Kabupaten Muaro
Jambi Provinsi Jambi. Desa Muaro Jambi terletak 2 km sebelah timur laut kota
Jambi yang dapat di tempuh sekitar 20 menit perjalanan menggunakan jalur darat
melalui jembatan Batanghari II. Beberapa pemandu wisata lokal menyarankan untuk
lewat jalur Olak Kemang, karena melalui jalur ini kita akan melihat sebuah
suguhan pemandangan rumah panggung asli berarsitektur kuno dengan ukiran kayu
khas jambi. Diperkirakan candi-candi dilokasi situs sejarah candi Muaro jambi
mulai dibangun sejak abad 4 m. sampai sekarang disitus candi Muaro Jambi telah
teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri dari kurang
39 kelompok candi dengan luas komplek percandian 2.612 hektar. Dikawasan
ini terdapat beberapa candi yang berhasil di pugar diantaranya : candi Kedaton,
candi Gumpung, candi Tinggi I, Candi Tinggi II, candi Astano, candi Kembar
batu, candi Gedong I, candi Gedong II, candi Koto Mahligai dan Kolam Telago
Rajo. Seluruh bangunan candi tersebut adalah peninggalan kerajaan Melayu yang
berlatarbelakang kebudayaan Melayu Budhis.
Candi Kedaton
Gbr. candi kedaton
|
Candi Kedaton merupakan kompleks candi terbesar yang ada di
Situs Muaro Jambi. Halaman kompleks dikelilingi pagar tembok, reruntuhannya
masih dapat ditemui, dan diperkirakan memiliki panjang yang mengelilingi
wilayah 215 x 250 m. Di dalam kompleks terdapat candi induk yang menghadap ke
utara dan berdenah bujur sangkar berukuran 26 x 26 meter. Bangunannya mudah
dikenali karena bentuknya yang besar dan pada salah satu dinding sisi barat
terdapat longsoran berangkal berwarna putih yang merupakan bagian dari batu
isian bangunan. Kebesaran candi juga tampak dari aneka ragam temuan purbakala
seperti padmasana batu, umpak-umpak batu, ubin bata serta tidak jauh dari
lokasi candi pernah ditemukan sebuah belanga yang cukup besar, yang kini
tersimpan di Museum Situs.
Candi Gumpung
Gbr. candi Gumpung
|
Candi Gumpung adalah candi terbesar kedua setelah candi
Kedaton. Candi Gumpung tersusun dari bangunan bata dari berbagai bentuk dan
ukuran. Dan disini pernah ditemukan benda purbakala yang berhasil di ketemukan
oleh para arkeolog. Kelompok Candi Gumpung dibatasi pagar keliling yang
membentuk bujur sangkar yang memiliki ukuran panjang keseluruhan 604,40 meter.
Luas keseluruhan areal Candi Gumpung adalah 229,50 m2. Candi Gumpung memiliki
Candi Perwara (penampil) sebanyak 5 buah, yang belum jelas benar wujudnya, 4
buah gapura dan 2 buah tempat yang diperkirakan bekas kolam. Gumpung berasal
dari penamaan sebuah menapo gumpung dari masyarakat sekitar, dalam bahasa
melayu berarti papak atau patah atau terpotong diatasnya. Salah satu penemuan
arca di Candi Gumpung memperlihatkan ciri-ciri yang banyak persamaannya dengan
arca Prajnaparamita dari zaman Singosari.
Candi Tinggi I
Gbr. candi Tinggi I
|
Candi Tinggi II
Gbr. candi Tinggi II
|
Candi berikutnya adalah Candi Tinggi II, berjarak 500 meter
sebelah timur laut Candi Gumpung. Luas komplek Candi Tinggi 2,92 Ha terdiri
dari 1 bangunan induk, 6 bangunan perwara dan pagar keliling. Bangunan induk
telah dipugar berdenah bujur sangkar, berukuran 16 m x 16 m dengan tinggi 7,6
m. Diperkirakan dahulu, candi ini dibangun dua tahap, hal ini terbukti dari
struktur bangunan yang lebih tua ditemukan masih tetap utuh dibagian dalam
bangunan candi. Bagian penampil dan tangga naik pada candi induk berada di
sebelah selatan. Sedangkan candi perwara yang berbentuk bujur sangkar meyebar
di sisi timur laut, barat, baratdaya, selatan candi induk. Keadaan sekarang
dari bangunan tersebut yang tersisa hanya bagian pondasi dan sedikit bagian
kaki, gapura menuju komplek candi tinggi ini terletak di timur dan barat. Pada
candi induk terdapat tangga naik menuju kedua teras candi dengan tubuh bangunan
makin mengecil pada puncaknya. Beberapa temuan yang sekarang tersimpan di
Museum Situs, antara lain sejumlah potongan benda dari besi dan perunggu,
pecahan arca batu, fragmen keramik asing dari Cina asal abad ke-9 hingga ke-14
Masehi. Disamping itu juga terdapat bata-bata kuno yang digores dengan tulisan
yang lazim dipakai pada abad ke-9 Masehi, sezaman dengan tulisan prenagari.Tidak
jauh dari Candi Tinggi II, terdapat Candi Tinggi I, candi ini berukuran lebih
kecil dari Candi Tinggi II.
Candi Astano
Gbr. candi Astano
|
Candi Astano berada sekitar 1.250 m arah timur Candi Tinggi.
Bangunan candi induk unik, berbeda bentuk dibanding candi-candi lain yang ada
di Situs Muaro Jambi. Bentuk bangunan memiliki 12 sisi, menurut penafsiran para
ahli, bentuk tersebut merupakan gabungan tiga bangunan yang masing-masing
berbeda usianya atau dibangun lebih dari satu kali. Selain itu di lokasi candi
juga ditemukan dau buah padmasana (lapik/dudukan arca), keramik asing dari masa
Dinasti Sung dan ratusan manik-manik.
Candi Kembar Batu
Gbr. candi Kembar Batu
|
Dikompleks candi Muaro Jambi ini, terdapat Candi Kembar
Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi fisik
oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang
tidak sama setiap sisinya, namun secara kasar dapat dihitung 64 X 54 meter
persegi dan terdapat struktur tiang bangunan yang terbuat dari kayu dan lantai
yang terbuat dari batu bata. Gong Cina pernah ditemukan oleh para arkeolog.
Gong yang berasal dari perunggu beraksara Cina ini disebut-sebut sebagai gong
perang, yang kini tersimpan di Museum Negeri Jambi. Dan ada juga candi
induk,berukuran 11,5 x 11,5 meter berada didepan Candi Perwara (penampil).
Candi Induk ni memiliki tangga pada bagian timurnya.
Candi Gedong I
Gbr. candi Gedong I
|
Candi Gedong II
Gbr. candi Gedong II
|
Candi Gedong yang terdiri dari dua bagian yakni Gedong 1 dan
Gedong 2. Keduanya sangat berdekatan lokasinya sekitar 150 meter. Candi ini
terletak sekitar 1.450 meter dari sebelah timur Candi Kedaton, sama-sama
memiliki struktur tangga di sebelah timur. Candi Gedong 1 sangat unik,
dibangunan yang berbentuk bujur sangkar ini banyak dijumpai temuan lepas
purbakala seperti mata uang kepeng dari Cina sebanyak 161 buah, peralatan
keagamaan, bata berprofil, bata bertekuk,dll.
Candi Koto Mahligai
Candi ini masih dalam tahap pemugaran, Lokasi kompleks candi
terletak paling barat dari gugusan percandian Muaro Jambi. Dari pusat kunjungan
wisata situs purbakala Muaro Jambi berjarak ± 4 km, yang secara administratif
terletak di wilayah Desa Danau Lamo kecamatan Muarosebo. Pada kompleks
candi terdapat candi induk dan perwara, selain itu juga terdapat
sisa-sisa dinding tembok suatu bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan.
wilayah dengan luas ± 10.850m² ini juga di kelilingi pagar
tembok. Pada halaman ini pernah ditemukan 2 (dua) buah Archa gajah, satu
diantaranya berupa gajah singa seperti yang ditemukan di candi Gedong II. kedua
Archa tersebut telah dipindahkan dan disimpan di Museum situs yang berada dalam
kawasan komplek percandian Muaro Jambi.
Kolam Telago Rajo
Sekitar 100 meter arah tenggara candi Gumpung terdapat
sebuah kolam yang dikenal dengan nama kolam Telago Rajo. Kolam ini terbuat dari
gunduhan tanah yang berbentuk persegi panjang ukuran 130 X 100 meter, kedalaman
kolam ini jika dihitung dari permukaan gundukan tanah adalah 2-3 meter, namun
hanya setengah dari kedalaman tersebut yang digenangi air. Keberadaan kolam
yang ditemukan pada tahun 1970 diperkirakan berfungsi sebagai waduk kontrol air
agar tidak menggenangi candi dan sebagai tempat persediaan air bersih pada masa
lalu. Selain kolam Telago rajo juga terdapat kanal-kanal kuno yang tersebar di
sekitar beberapa candi.